Kilas Pasar
Dow menguat 53,62 poin atau 0,16% menjadi 33.730,89. Di sisi lain, S&P 500 dan Nasdaq melemah masing-masing 0,41% dan 0,99% menjadi 4.124,66, dan 13.857,84. Dari Eropa FTSE naik 0,71% menjadi 6.939,58 sementara Stoxx600 juga naik 0,19% menjadi 436,57. Dari Asia, Nikkei 225 turun 0,44% sedangkan Kospi naik 0,42% pada perdagangan kemarin (14/4).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menembus angka RP 14.602,5. Komoditas utama dunia, yaitu minyak WTI dan Brent pagi ini turun masing-masing 0,63% dan 0,02%. Pagi ini Nikkei 225 dibuka menguat 0,15% sementara Kospi melemah tipis 0,01%. Indeks futures di Amerika Serikat, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq menguat 0,15%, 0,13% dan 0,14%.
Isu Ekonomi dan Pasar
International Monetary Fund (IMF) memperkirakan Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam secara kolektif tumbuh sebesar 4,9% pada tahun 2021, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,2%. Penurunan peringkat terjadi bahkan ketika IMF menjadi lebih optimis tentang ekonomi global dan kawasan Asia-Pasifik yang lebih luas. Jonathan Ostry, wakil direktur IMF untuk departemen Asia dan Pasifik, juga mengatakan masih ada “kekhawatiran besar” tentang lonjakan kasus Covid di India. (CNBC)
Ekonomi Tiongkok diperkirakan mencatatkan rekor pertumbuhan selama kuartal pertama 2021 karena pulih dari kontraksi bersejarah yang disebabkan oleh Covid-19. Hasil jajak pendapat terhadap kalangan ekonom oleh AFP menemukan bahwa ekspansi itu juga didorong oleh ekspor dan permintaan domestik. Pada triwulan pertama 2021, kalangan ekonom dari 15 lembaga mengatakan, negara ekonomi terbesar kedua dunia tersebut diperkirakan tumbuh 18,7% dibandingkan tahun lalu. Tiongkok tercatat menjadi satu-satunya negara ekonomi besar yang mencatatkan ekspansi ekonomi pada tahun lalu. (Investor Daily)
Bank sentral AS, The Fed, kemungkinan akan mengurangi pembelian obligasi sebelum mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga, kata ketuanya Jerome Powell. Powell mengatakan pihaknya akan mulai mengurangi pembelian asset Ketika telah membuat kemajuan substantial dibandingkan dengan bulan Desember kemarin. Hal tersebut diprediksi akan terjadi jauh sebelum menaikkan suku bunga. Pembuat kebijakan akan menunggu hingga inflasi mencapai 2% secara berkelanjutan dan pemulihan pasar tenaga kerja selesai sebelum menaikkan suku bunga, dan kombinasi tersebut tidak mungkin terjadi sebelum 2022, katanya. Perkiraan mereka bulan lalu mengisyaratkan suku bunga ditahan mendekati nol hingga 2023. (Bloomberg)
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.
Best Regards,
SAM Investment
SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—15-April-2021.pdf