SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian Rabu 17 Maret 2021

Kilas Pasar

 

Pasar saham global kembali bergerak variatif pada Selasa (16/3). Dow turun 127,51 poin atau 0,39% menjadi 32.825,95, begitupun S&P 500 yang turun 0,16% menjadi 3.962,71. Sedangkan Nasdaq Composite naik  0,09% menjadi 13.471,57. Dari Eropa, FTSE naik 53,91 poin atau 0,80% menjadi 6.803,61 sementara Stoxx600 naik 0,88% atau 3,74 poin menjadi 426,82.

 

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level RP 14.410,. Komoditas utama dunia, yaitu minyak WTI dibuka naik 0,17% sedangkan Brent turun 0,10%. Hari ini Nikkei 225 dibuka melemah 0,18% dan Kospi turun 0,45%. Indeks futures di Amerika Serikat, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq kompak melemah masing-masing sebesar 0,02%, 0,04%, dan 0,27%.

 

Isu Ekonomi dan Pasar

 

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 18,9 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) di pasar perdana dengan penawaran masuk (incoming bids) mencapai Rp 40,08 triliun pada Selasa (16/3). Dibandingkan lelang SUN sebelumnya, penyerapan dana itu tercatat lebih besar, namun untuk nilai penawaran masuk justru turun yang menandakan berkurangnya peminat. (Investor Daily)

 

Update Covid-19, beberapa pemerintah terbesar UE mengisyaratkan bahwa mereka mungkin siap untuk mencabut penangguhan AstraZeneca. Italia dan Prancis akan memberi lampu hijau lagi pada vaksin tersebut jika Badan Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency) menyatakan aman dalam pernyataan yang diharapkan dilaksanakan pada Kamis. Sebuah penelitian di Afrika Selatan menunjukkan AstraZeneca tidak menawarkan banyak perlindungan terhadap variasi virusnya. Nasionalisme vaksin di negara-negara besar termasuk AS dan India dapat menghambat peluncuran di negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah, menurut Adar Poonwalla, CEO Serum Institute, pembuat vaksin terbesar di dunia. Di Hong Kong, tindakan pembatasan jarak sosial akan diperpanjang hingga 31 Maret dan kantor utama HSBC di kota itu akan ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Kasus mencapai rekor tertinggi di negara terpadat di Pasifik, Papua Nugini, di mana wabah tersebut dapat memiliki implikasi geopolitik. (Bloomberg)

 

Bank-bank AS mengalirkan miliaran uang segar ke Tiongkok tahun lalu tanpa terpengaruh oleh gejolak politik karena ekonomi terbesar kedua di dunia itu semakin membuka pasar keuangannya yang bernilai US$ 50 triliun. Goldman dan CitiGroup memimpin, dan bersama dengan JPMorgan, Bank of America dan Morgan Stanley mereka memiliki eksposur US$ 77,8 miliar, naik 10% dari 2019. Bank-bank Eropa juga tertarik untuk meningkatkan investasi. HSBC yang bermarkas di London semakin menyematkan masa depannya ke Asia, dengan rencana untuk berinvestasi setidaknya US$ 6 miliar di seluruh wilayah, termasuk Tiongkok. Barclays juga ingin berekspansi di Asia dan membangun kehadirannya yang kecil di Tiongkok. (Bloomberg)

 

Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.

 

Best Regards,

SAM Investment

SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—17–Maret-2021.pdf