SAM Ulasan Ekonomi dan Pasar Harian Selasa 29 Desember 2020

Kilas Pasar

 

Dow Jones naik 204,10 poin atau 0,68% menjadi 30.403,97 pada perdagangan Senin (28/12). S&P dan Nasdaq Composite juga naik masing-masing sebesar 0,87% dan 0,74% menjadi 3.735,36 dan 12.899,42. Kenaikan ini seiring dengan penandatanganan stimulus oleh Presiden Donald Trump.

 

Sementara itu dari pasar Eropa, Stoxx600 tercatat naik 0,66% atau 2,6 poin menjadi 398,58.

 

Rupiah terhadap dolar AS pagi ini berada pada level RP 14.155,0. Sementara itu, komoditas utama dunia, yaitu minyak WTI naik 0,21% sedangkan Brent tidak mengalami perubahan.

 

Pagi ini indeks Nikkei 225 dibuka naik sebesar 0,40% sementara Kospi dibuka turun sebesar 0,59%. Sedangkan indeks futures di Amerika Serikat, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq naik 0,18%, 0,15% dan 0,09%.

 

Isu Ekonomi dan Pasar

 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani rancangan undang-undang (RUU) stimulus senilai US$ 900 miliar pada Minggu (27/12) waktu setempat, setelah menundanya selama hampir sepekan. Dana bantuan ini sudah sejak lama dinantikan oleh jutaan penduduk dan bisnis Amerika yang dilanda pandemi virus corona Covid-19. Sebelumnya, Trump sudah berhari-hari menolak membubuhkan tanda tangannya. Dia menyebut RUU anggaran ini sebagai sebuah aib. Negosiasi mengenai paket stimulus ini sendiri telah berjalan selama berbulan-bulan. Perubahan haluan itu terjadi setelah satu hari sebelumnya bermunculan seruan dari semua sisi spektrum politik untuk bertindak guna mencegah bencana ekonomi dan sosial, terutama bagi populasi rentan di Amerika.

 

Pemerintah akan menyiapkan 371 juta dosis vaksin Covid-19 hingga 2022. Khusus 2021, vaksin yang telah dipesan sebanyak 168 juta dosis yang terdiri atas vaksin Sinovac sebanyak 116 juta dosis dan vaksin Novavax sebanyak 52 juta dosis. Pengadaan vaksin dan vaksinasi ini terus digalakkan demi terciptanya herd immunity di masyarakat

 

Pemerintah mematok target penerimaan pajak 2021 sebesar Rp 1.229,6 triliun, tumbuh 2,5% dari target 2020 senilai Rp .198,8 triliun. Namun, penerimaan pajak ini bergantung pada pemulihan ekonomi yang dinilai masih lesu hingga saat ini. Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Ajib Hamdani, menilai target pemerintah tersebut tidak realistis karena pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan hanya tumbuh 3% dibandingkan target pemerintah sebesar 5%.

 

Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.

 

Best Regards,

SAM Investment

SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—29-Desember-2020.pdf