Kilas Pasar
Indeks saham Amerika Serikat ditutup melemah pada Rabu (18/11). Dow turun sebesar 1,16% menjadi 29.438,42. Kemudian S&P 500 turun 1,16% menjadi 3.567,79 dan Nasdaq Komposit juga mengalami hal serupa dengan turun sebesar 0,82% menjadi 11.801,60.
Sementara itu, pada pasar saham Eropa, FTSE mengalami penguatan sebesar 0,31% menjadi 6,385.24 sedangkan Stoxx600 naik sebesar 0,44% menjadi 390.54.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level RP 14.070,0 pada perdagangan terakhir Rabu (18/11). Selain itu, pagi ini, komoditas utama dunia, yaitu minyak WTI dan Brent melemah secara bersamaan masing-masing sebesar 0,93% dan 0,02%.
Prediksi Hari Ini
Pasar diperkirakan melemah hari ini. Pagi ini indeks Nikkei 225 turun 0,47% sementara Kospi turun 0,24%. Di sisi lain indeks futures di Amerika Serikat tercatat melemah bersamaan. Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq turun masing-masing sebesar 0,10%, 0,12% dan 0,20%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Update terbaru dari vaksin Pfizer mengatakan 95% efektivitas, membuka jalan bagi perusahaan untuk mengajukan permohonan izin resmi AS yang pertama minggu ini untuk suntikan vaksin. Vaksin ini diklaimberlaku untuk segala usia dan etnis, tanpa masalah keamanan yang signifikan sejauh ini dalam uji coba yang melibatkan hampir 44.000 peserta. Di sisi lain, Moderna, memiliki vaksin dengan efektivitas yang sama, dan pesaing lainnya, AstraZeneca dan Universitas Oxford, diharapkan segera merilis hasil uji coba.
Stimulus Covid-19 senilai triliunan euro selama tujuh tahun untuk membangkitkan ekonomi Uni Eropa (UE) terancam berantakan setelah Hungaria dan Polandia memvetonya pada Senin (16/11). Pada Rabu (18/11), Komisioner UE Urusan Ekonomi Paolo Gentiloni mendesak seluruh negara mendukung rencana stimulus tersebut. Hungaria dan Polandia melihat bahwa pengucuran dana ini berpotensi melanggar nilai-nilai inti UE seperti memengeruhi peradilan dan menekan kebebasan pers.
Wakil Direktur Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyatakan dengan melihat kasus penyebaran virus Covid-19 di Indonesia yang masih tinggi dibandingkan dengan negara lian, maka target 5% pertumbuhan ekonomi akan sulit tercapai. Pihaknya memprediksi pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2021 akan berada pada level 2,5-3%.
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.
SAM Investment
SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—19-November-2020.pdf