Sebagian besar indeks futures bursa Asia dibuka ?merah?, indikasi indeks di bursa Asia akan terkoreksi mengikuti sentimen turunnya indeks di bursa global semalam dan harga minyak mentah dibuka turun pagi ini. Sementara mata uang kuat Asia yen, HK dolar dan Sin dolar dibuka menguat terhadap US dolar, yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah, tetapi kemungkinan rupiah akan melemah secara teknikal menuju kisaran antara Rp.14.050 s.d Rp.14.070 per USD (kurs tengah Bloomberg).
Uang beredar dalam arti luas (M2) pada September tumbuh 7,1% yoy, melambat dari Agustus 2019 yang sebesar 7,3% yoy. Perlambatan tersebut karena melambatnya uang kuasi (M1) yang berasal dari simpanan berjangka dan giro dalam valuta asing. Penghimpunan DPK juga melambat menjadi 7,1% yoy, dari 7,3% yoy. Alhasil penyaluran kredit perbankan juga melambat menjadi 8% yoy, dari 8,7% yoy. Melambatnya pertumbuhan M2 ini memberi indikasi melambatnya pertumbuhan ekonomi pada Q3-2019 yang bisa dibawah 5% yoy.
Pelaku pasar kembali pesimis dengan beberapa ketidakpastian, yaitu: 1). Mixed signal dari the Fed terkait kebijakan suku bunganya; 2). Potensi impeachment terhadap Presiden Trump yang semakin besar; 3). Penandatanganan kesepakatan dagang. Kendati data consumer spending masih tumbuh 0,2% yoy.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
PT SAMUEL ASET MANAJEMEN
Menara Imperium Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta Selatan 12980 Indonesia
t. +62-21-2854 8828 | f. +62-21-8317474 |www.sam.co.id
Leave a Reply