Ada kecenderungan indeks di bursa Asia akan terkoreksi hari ini walaupun indeks futures bursa Asia tercatat bervariasi terbawa sentimen negatif dari turunnya indeks di bursa global semalam ditambah harga minyak mentah yang dibuka turun pagi ini. Mata uang kuat Asia yen dan Sin dolar dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini, yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah di tengah aktivitas pasar rupiah yang mulai turun karena cuti bersama yang cukup panjang, menuju kisaran Rp.14.350 s.d Rp.14.370 per USD (kurs tengah Bloomberg).
Pemerintah ajukan asumsi-asumsi RAPBN 2020. Diantara asumsi yang disampaikan tampaknya asumsi pertumbuhan ekonomi merupakan tantangan yang cukup berat. Di sepanjang periode Presiden Joko Widodo ke-1 antara 2014-2019, ekonomi tumbuh di kisaran 4,8% s.d 5,15%. Pemerintah asumsikan pertumbuhan ekonomi 2020 antara 5,3%-5,6%, yang pencapaiannya tampaknya masih sangat berat dengan potensi melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Notulensi the Fed untuk FOMC 30 April-1 Mei lalu diumumkan kemarin mencatat the Fed akan pertahankan kebijakan ‘patient approach’ dengan suku bunga di 2,25%-2,5% untuk sementara waktu kendati ada kenaikan pertumbuhan ekonomi global dan naiknya inflasi. Artinya kemungkinan kecil the Fed naikkan suku bunganya. Bahkan ada kemungkinan the Fed justru turunkan suku bunganya pada pertemuan Desember 2019 ini.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828Ulasan-Ekonomi-Harian-Rabu-29-Mei-2019.pdf
Leave a Reply