Ada kecenderungan indeks di bursa Asia akan naik hari ini terlihat dari indeks futures bursa Asia yang hampir semuanya ‘hijau’ walaupun harga minyak mentah dibuka bervariasi pagi ini. Mata uang kuat Asia yen dan HK dolar dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini, kemungkinan membantu sentimen penguatan rupiah menuju kisaran Rp.13.900 s.d Rp.13.940 per USD (kurs tengah Bloomberg).
Pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) tercatat 6,3% yoy pada Desember 2018, melambat dari 6,6% yoy pada November 2018 karena melambatnya perlambatan kredit perbankan yang sebesar 11,7% yoy pada Desember 2018 dari 11,9% yoy pada November 2018. DPK juga melambat dari 7,1% yoy menjadi 6,1% yoy. Perlambatan ini terlihat dari melambatnya uang kartal (currency) dari 9,1% yoy menjadi 6,6% yoy. Tampaknya naiknya suku bunga BI mulai efektif dalam memperlambat likuiditas rupiah.
Tingkat pengangguran di AS tercatat naik menjadi 4% pada bulan Januari 2019 dari 3,9% pada bulan Desember 2018. Naiknya jumlah yang menganggur ini sebagian karena efek dari government shut-down selama 35 hari lalu. Naiknya tingkat pengagguran ini belum menjadi indikasi mulai terjadinya perlambatan ekonomi di AS karena non-farm payroll justru tercatat naik.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
Ulasan-Ekonomi-Harian-Senin-4-Februari-2019.pdf