Indeks futures di bursa Asia tercatat ‘merah’, indikasi ada potensi korekasi pada indeks di bursa Asia hari ini, ditambah dengan sentimen dari indeks pasar global yang kompak turun semalam walaupun harga minyak mentah dibuka naik pagi ini. Kemungkinan nilai tukar rupiah akan menguat dengan sentimen mata uang Asia yang kompak dibuka menguat pagi ini terhadap USDolar menuju kisaran antara Rp.14.450 s.d Rp.14.470 per USD (kurs tengah Bloomberg) dengan tetap dalam penjagaan BI.
Pada RDG kemarin, BI putuskan pertahankan suku bunga acuannya seebsar 6% yang diyakini masih konsisten sebagai upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke target 2,5% dari PDB di akhir tahun 2018. Namun demikian tampaknya target tersebut akan sulit tercapai mengingat defisit neraca perdagangan pada Oktober dan November (dua bulan pertama triwulanke-4) yang sebesar US$3,8 milliar, melebar dibandingkan dua bulan pertama triwulan ke-3 yang tercatat US$2,97 miliar. Di sepanjang tahun 2018, BI telah menaikkan suku bunganya sebesar 175 bps, dan di tahun 2019 kemungkinan naik 2-3 kali lagi.
Jobless claims di AS tercatat naik 8000 menjadi 214.000 pada minggu yang berakhir pada 15 Desember lalu. Tambahan tersebut masih dibawah ekspektasi pasar sebesar 10.000. Data ini masih mendukung ekonomi AS yang masih solid sebagaimana disampaikan the Fed.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
PT SAMUEL ASET MANAJEMEN
Menara Imperium Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta Selatan 12980 Indonesia
t. +62-21-2854 8828 | f. +62-21-8317474 |www.sam.co.id
Ulasan-Ekonomi-Harian-Jumat-21-Desember-2018.pdf