Hampir semua indeks futures bursa Asia tercatat ‘merah’, indikasi ada potensi koreksi indeks di bursa Asia hari ini ditambah dengan sentimen negatif koreksi di bursa global semalam walaupun harga minyak mentah dibuka bervariasi pagi ini. Mata uang kuat Asia yen, HK dolar, dan Sin dolar kompak menguat terhadap USDolar yang bisa membuat sentimen penguatan rupiah menuju kisaran Rp.14.250 s.d Rp.14.260 per USD dengan tetap dalam penjagaan BI.
Pemerintah terbitkan obligasi global senilai total US$3 miliar sebagai bagian dari penerbitan SBN untuk pembiayaan defisit APBN 2019 dan pembayaran utang SBN yang jatuh tempo sebesar Rp.825,7 triliun. Pemerintah dalam strategi penerbitan SBN ini juga berencana untuk memperbesar penerbitan obligasi ritel hingga mencapai Rp.60 triliun atau naik 30% dibandingkan penerbitan tahun 2018 Front loading dengan penerbitan obligasi global ini bisa membantu penguatan rupiah dalam minggu ini.
Pasar global kembali terkoreksi kemarin memfaktorkan belum jelasnya kesepakatan perdagangan AS-China dan kekawatiran terhadap melambatnya ekonomi AS. Kekawatiran tersebut didukung dengan beberapa indeks terkait optimisme ekonomi dan outlook untuk 6 bulan ke depan yang menunjukkan penurunan dan terendah sejak 8 bulan terakhir.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
Ulasan-Ekonomi-Harian-Rabu-5-Desember-2018.pdf