Hampir semua indeks futures bursa Asia tercatat ‘merah’ indikasi ada potensi koreksi mengikuti koreksi yang terjadi pada bursa gobal utama semalam, ditambah harga minyak mentah yang bervariasi dengan harga WTI yang dibuka naik dan harga Brent yang turun pagi ini. Sedangkan mata uang Asia HK dolar dan Sin dolar dibuka melemah terhadap USDolar pagi ini yang bisa membuat rupiah melemah menuju kisaran Rp.14.590 s.d Rp.14.610 per USD (kurs tengah Bloomberg) dengan tetap dalam penjagaan BI.
Pada akhir pekan lalu, pemerintah keluarkan paket kebijakan ke XVI dan revisi DNI. Tujuan paket kebijakan ini untuk menarik minat investasi asing ke Indonesia. Selain memberi kelonggaran kepemilikan juga memberikan insentif pajak berupa tax holiday dan tax allowance. Data BKPM untuk Q3-2018 mencatat realisasi PMA turun 6,9% qtq atau minus 20,2% yoy. Efektivtas paket kebijakan ini juga mendapat tantangan dari turunnya EODB Indonesia tahun 2019 dari 72 menjadi 73.
Kemarin, indeks global terkoreksi tajam baik di bursa AS maupun di Uni Eropa karena saham berbasis teknologi dan ritel, turunnya harga minyak mentah, dan melambatnya perekonomian ekonomi. Dow indeks turun 2,2%, indeks S&P turun 1,8%, indeks Nasdaq turun 1,7%. Sementara imbal hasil UST 10 T turun menjadi 3,07%.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
PT SAMUEL ASET MANAJEMEN
Menara Imperium Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta Selatan 12980 Indonesia
t. +62-21-2854 8828 | f. +62-21-8317474 |www.sam.co.id
Ulasan-Ekonomi-Harian-Rabu-21-November-2018.pdf