Ada potensi indeks di bursa Asia akan bergerak ‘mixed’ hari ini terlihat dari indeks futures bursa Asia yang bervariasi tetapi dengan kecenderungan naik terbawa naiknya harga minyak mentah pagi ini. Harga jenis Brent sudah menembus US$82 pbrl pagi ini. Mata uang Asia yen dan Sin dolar melemah terhadap USDolar pagi ini yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah menuju kisaran sempit antara Rp.14.910 s.d Rp.14.920 per USD (kurs tengah Bloomberg) dengan penjagaan BI.
ADB perkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2% di tahun 2018. ADB menyatakan ekonomi Indonesia relatif kokoh di tengah tekanan eksternal saat ini. Pengeluaran rumah tangga diperkirakan tumbuh stabil terbantu dengan naiknya pendapatan dan lapangan kerja karena adanya Pemilu. Namun ADB perkirakan defisit transaksi berjalan bisa mencapai 2,6% dari PDB diatas proyeksi BI dibawah 2,5% dari PDB. Tantangan ekonomi saat ini adalah masalah perang dagang AS-China.
The Fed naikkan suku bunganya 25 bps sehingga menjadi 2,25% pada FOMC 25-26 September kemarin. Kenaikan ini sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. The Fed juga umumkan revisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun 2018 menjadi 3,1%, 2,5% tahun 2019, dan 2% pada 2020. The Fed juga umumkan proyeksi untuk tingkat pengangguran dan inflasi. Perkiraan the Fed ini menjadi indikasi ekonomi AS yang masih solid hingga 2020.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
PT SAMUEL ASET MANAJEMEN
Menara Imperium Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta Selatan 12980 Indonesia
t. +62-21-2854 8828 | f. +62-21-8317474 |www.sam.co.id
Ulasan-Ekonomi-Harian-Kamis-27-September-2018.pdf