Sebagian besar indeks futures di bursa Asia tercatat ‘hijau’, indikasi ada potensi kenaikan indeks di bursa Asia hari ini tetapi dengan kecenderungan turun efek dari harga minyak mentah yang dibuka turun pagi ini. Mata uang kuat Asia HK dolar dan Sin dollar dibuka menguat terhadap USDolar yang bisa membuat sentimen penguatan rupiah menuju kisaran antara Rp.14.880 s.d Rp.14.900 per USD dengan tetap dalam penjagaan BI.
Posisi investasi internasional (PII) Indonesia pada Q2-2018 tercatat minus US$305,6 juta, membaik dibandingkan Q1-2018 yang sebesar minus US$325,6 juta. Nilai kewajiban lebih tinggi dibandingkan nilai aset. Kewajiban tersebut diantaranya merupakan repatriasi asset (pembayaran deviden, kupon, keuntungan perusahaan, dan royalty) dan pembayaran utang luar negeri baik bunga maupun pokok. Semakin besar posisi aset asing di Indonesia maka semakin besar pula kewajiban kepada pihak asing.
Investor menanti keputusan the Fed. Kendati perkiraan the Fed naikkan suku bunga sangat tinggi, pada FOMC 25-26 September ini tetapi pasar merespon dengan menguatnya USDolar dan naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS. Kemungkinan the Fed naikkan FFR sebesar 25 bps menjadi 2,25%. Pasar masih perkirakan 1x kenaikan lagi di tahun ini sehingga menjadi 2,5%.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
Ulasan-Ekonomi-Harian-Rabu-26-September-2018.docx.pdf