Hampir semua indeks futures bursa Asia tercatat hijau, indikasi penguatan indeks berlanjut hari ini didukung dengan naiknya indeks di sebagian besar bursa global semalam walaupun harga minyak mentah dibuka turun pagi ini. Sedangkan mata uang Asia kompak melemah terhadap USDolar yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah di kisaran sempit antara Rp.14.850 s.d Rp.14.860 per USD (kurs tengah Bloomberg) dengan penjagaan BI.
Dirjen Anggaran memastikan pelemahan rupiah akan mengurangi defisit anggaran karena pelemahan rupiah akan mendongkrak penerimaan pajak dan PNPB. Dengan perkiraan akhir tahun, nilai tukar rupiah akan mencapai ratarata Rp.14.100 per USD, sehingga ada pelemahan sebesar 700 poin, maka akan ada tambahan penerimaan Negara sebesar Rp.26,6 triliun – Rp.35,7 triliun. Potensi tersebut bisa mengurangi defisit anggaran.
ECB pertahankan kebijakan suku bunganya sebesar 0% dan tetap melakukan QE senilai 15 miliar euro dari September dan berakhir pada Desember 2018. Dari AS tingkat inflasi bulan Agustus melambat menjadi 2,7% yoy dari 2,9% yoy pada Juli. Kendati demikian kemungkinan besar the Fed akan naikkan suku bunganya pada pertemuan 25-26 September ini.
Terima kasih
Regards,
Lana Soelistianingsih
Chief Economist and Head of Research
PT SAMUEL ASET MANAJEMEN
Menara Imperium Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta Selatan 12980 Indonesia
t. +62-21-2854 8828 | f. +62-21-8317474 |www.sam.co.id
Ulasan-Ekonomi-Harian-Jumat-14-September-2018.pdf