Indeks futures di bursa Asia kompak tercatat merah, indikasi ada potensi koreksi indeks di bursa Asia hari ini ditambah sentimen turunnya indeks dari hampir semua bursa global semalam dan harga minyak mentah yang juga turun pagi ini. Mata uang Asia dibuka kompak menguat terhadap USDolar pagi ini yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah secara teknikal hari ini, dan BI tetap melakukan intervensi signifikan. Kemungkinan rupiah menguat ke kisaran Rp.14.900 s.d Rp.14.930 per USD (kurs tengah Bloomberg).
Pemerintah umumkan penyesuaian tarif PPh Impor untuk 1.147 produk impor konsumsi yang sebelumnya antara 2,5%-7,5% menjadi 7,5%-10%. Kebijakan ini sebagai upaya pemerintah untuk memperbaiki neraca perdagangan baik dari sisi pengendalian impor dan mendorong ekspor. Perbaikan ini diharapkan dapat membuat neraca perdagangan surplus sehingga bisa menjadi sumber devisa.
Neraca perdagangan AS untuk bulan Juli tercatat defisit sebesar US$50,1 miliar, melebar dari US$45,7 pada Juni. Tampaknya efek dari ‘trade-war’ antara AS-China mulai terasa dan kerugian ada di pihak AS. Beberapa komoditas ekspor AS yang turun drastis adalah kedelei dan pesawat terbang sipil.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
Regards,
Lana Soelistianingsih
Director
Chief Economist and Head of Research
PT SAMUEL ASET MANAJEMEN
Menara Imperium Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta Selatan 12980 Indonesia
t. +62-21-2854 8828 | f. +62-21-8317474 |www.sam.co.id
Ulasan-Ekonomi-Harian-Kamis-6-September-2018.pdf