Indeks futures bursa Asia tercatat bervariasi, kemungkinan indeks di bursa Asia akan bergerak ‘mixed’ tetapi dengan kecenderungan turun terbawa koreksi di bursa global semalam walaupun harga minyak mentah dibuka naik pagi ini. Mata uang Asia HK dolar dan Sin dolar menguat terhadap USD pagi ini yang mestinya bisa menjadi sentiment penguatan rupiah tetapi kemungkinan rupiah cenderung melemah efek dari neraca perdagangan yang defisit menuju kisaran antara Rp.14.610 s.d Rp.14.630 per USD walaupun tetap dalam penjagaan BI.
Neraca perdagangan Juli 2018 tercatat defisit sebesar US$2,0 miliar, dengan nilai ekspor sebesar US$16,2 miliar dan impor sebesar US$18,3 miliar. Baik impor migas maupun non migas mencatatkan kenaikan signifikan secara bulanan. Kenaikan impor terjadi baik di sisi volume maupun harga, sedangkan kenaikan ekspor karena naiknya harga yang lebih besar dibandingkan kenaikan volume. Kinerja neraca perdagangn yang defisit ini membuat sentimen negatif terhadap nilai tukar rupiah.
Penjualan US TB dalam 3 bulan berturut-turut mencatatkan net capital inflows. Pada Juni tercatat sebesar US$114,5 miliar. Kenaikan ini diantaranya karena ketidakpastian global, kebijakan untuk menutup defisit anggaran, dan ekspektasi naiknya suku bunga the Fed. Kenaikan ini bisa membuat risiko menurunnya posisi investor dari Negara-negara EMs.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
PT SAMUEL ASET MANAJEMEN
Menara Imperium Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta Selatan 12980 Indonesia
t. +62-21-2854 8828 | f. +62-21-8317474 |www.sam.co.id
Ulasan-Ekonomi-Harian-Kamis-16-Agustus-2018.pdf