Ada potensi indeks di bursa Asia terkoreksi hari ini terlihat dari indeks futuresnya yang sebagian merah walaupun ditambah sentimen turunnya harga minyak mentah dibuka pagi ini. Mata uang kuat Asia HK dolar dan Sin dolar dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini, tetapi kemungkinan rupiah melemah dengan sentimen harga minyak mentah yang turunah menuju kisaran Rp.14.400 s.d Rp.14.420 per USD dengan tetap dalam penjagaan BI.
Neraca perdagangan bulan Juni tercatat surplus sebesar US$1,74 miliar dikarenakan turunnya impor yang lebih besar dibandingkan turunnya ekspor. Nilai ekspor turun karena volume dan harga sedangkan impor turun karena volume tetapi harga rata-rata impor masih naik. Namun surplus bulan Juni ini masih belum cukup mengkompensasi defisit pada dua bulan pertama di Q2-2018, sehingga pada Q2-2018 tercatat defisit sebesar US$1,34 miliar yang bisa membuat pertumbuhan ekonomi di Q2-2018 sulit mencapai 5,2% kendati konsumsi rumah tangga menunjukkan perbaikan.
Ekonomi China tumbuh 6,7% yoy pada Q2-2018, melambat dibandingkan Q1-2018 yang sebesar 6,8%, dan terendah sejak Q4-2016. Ekonomi China berpotensi berlanjut melambat dengan rencana pengenaan tarif fase kedua, sehingga ekspor China berpotensi tergerus hingga US$250 miliar.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
Ulasan-Ekonomi-Harian-Selasa-17-Juli-2018.pdf