Sebagian besar indeks futures di bursa Asia tercatat merah, indikasi ada potensi koreksi indeks di bursa Asia hari ini, dibantu dengan harga minyak mentah yang dibuka turun pagi ini. Mata uang kuat Asia yen dan HK dolar menguat terhadap USDolar pagi ini, namun rupiah cenderung melemah karena berada di level rawan psikologis. Kemungkinan rupiah menuju kisaran antara Rp.14.210 s.d Rp.14.250 per USD dengan tetap ada penjagaan BI.
Menjelang hari raya Idul Fitri, BI perkirakan kebutuhan uang tunai naik. Untuk tahun 2018 ini BI siapkan tambahan uang sebesar Rp.188,2 triliun atau naik 15,3% yoy. Meningkatnya uang tunai tersebut untuk antisipasi permintaan uang untuk kebutuhan pemberian THR dan gaji ke-13 baik untuk pegawai pemerintah maupun swasta, ditambah cuti bersama yang cukup panjang. Naiknya permintaan uang ini sebagai indikasi naiknya potensi pertumbuhan ekonomi di Q2-2018.
The Fed sinyalkan kenaikan suku bunga pada pertemuan 12-13 Juni mendatang dengan mempertimbangkan data-data ekonomi yang menguat dan angka inflasi berbasis PCE yang diatas 2% sebagai target the Fed. Pada pertemuan 1-2 Mei lalu, the Fed menahan suku bunganya. Kemungkinan the Fed masih berpeluang menaikkan 2-3 kali lagi suku bunganya hingga akhir tahun 2018 sehingga menjadi 2,25%-2,5%.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
Ulasan-Ekonomi-Harian-Kamis-24-Mei-2018-(2).pdf