Indeks futures bursa Asia terlihat bervariasi, indikasi indeks di bursa Asia akan bergerak bergerak ‘mixed’ cenderung terkoreksi didukung dengan harga minyak mentah yang dibuka turun pagi ini. Yen dan HKDolar dibuka menguat sedangkan SinDolar melemah terhadap USDolar. Kemungkinan rupiah bergerak ‘sideways’ pada kisaran lebar antara Rp.13.510 s.d Rp.13.530 per USD.
Pemerintah akan lakukan ‘front loading’ dengan menerbitkan global bond sebesar US$4 miliar bulan ini. Penerbitan ini biasa dilakukan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah di triwulan ke-1 mengingat penerimaan pajak pribadi dan badan baru akan terkumpul pada bulan April. Front loading ini bagian dari rencana penerbitan obligasi pemerintah sebesar Rp.399,2 triliun. Ruang utang pemerintah semakin terbatas mengingat rasio utang pemerintah tercatat sebesar 26% dari PDB, tersisa 7% dari PDB atau senilai Rp.840 triliun.
Ekonomi AS menguat, impor mencatatkan kenaikan lebih tinggi dibandingkan ekspor sehingga pada Oktober ini, AS mengalami defisit neraca perdagangan sebesar US$48,7 miliar, tertinggi sejak Januari 2017. Naiknya impor mengkonfirmasi naiknya permintaan domestik akibat penguatan ekonomi AS.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
Ulasan-Ekonomi-Harian-Rabu-6-Desember-2017.pdf