Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat bergerak Menguat pada hari Selasa, (19/12). Dow, S&P 500, dan Nasdaq masing – masing terapresiasi sebesar 0.68%, 0.59%, dan 0.66%. Dari Eropa, indeks bergerak menguat. FTSE 100 dan STOXX600 terapresiasi masing – masing sebesar 0.31% dan 0.36%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp.15,498. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI bergerak bervariasi masing-masing sebesar -0.14% dan 0.15% diperdagangkan pada level US$ 79.22 dan US$ 74.05 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan bertumbuh sebesar 0.96%, NIKKEI Jepang meningkat sebesar 1.37%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat bergerak bervariasi pada pagi hari ini dengan Dow, dan S&P terdepresiasi masing – masing sebesar -0.06% dan -0.05%, Nasdaq terapresiasi sebesar 0.06%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Bank of Japan (BOJ) mempertahankan kebijakan moneter yang lebih longgar dan menekankan untuk menunggu lebih banyak petunjuk apakah upah cukup meningkat untuk menjaga inflasi tetap berada di sekitar target 2%. Mengutip Reuters, Selasa (19/12/2023) BOJ juga tidak melakukan langkah perubahan atas paduan kebijakannya yang bersifat dovish, sehingga menekan harapan pelaku pasar yang berharap bank tersebut memberi isyarat berakhirnya suku bunga yang negatif. Bank sentral Jepang tersebut telah mempertahankan target suku bunga jangka pendek sebesar -0,1% dan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun di kisaran 0%. BOJ juga tidak mengubah batas atas yang longgar sebesar 1% yang ditetapkan untuk imbal hasil 10 tahun. (Bisnis)
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah telah menembus angka Rp8.041 triliun per November 2023. Angka utang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut bertambah Rp90,49 triliun dari posisi Oktober 2023, yang senilai Rp7.950,52 triliun. Berdasarkan buku APBN Kita Edisi Desemver 2023, rasio utang pemerintah per November 2023 sebesar 38,11%, meningkat dari bulan sebelumnya yang berada di posisi 37,68%. Meski demikian, rasio utang pemerintah saat ini masih jauh di bawah batas rasio utang sesuai UU No.17/2023 tentang Keuangan Negara yang sebesar 60%, maupun pada posisi akhir 2022 di angka 39,7%. (Bisnis)
Bank Indonesia (BI) menyebut, pembiayaan korporasi pada November 2023 terindikasi tumbuh positif. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 14,9%. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, pertumbuhan kebutuhan pembiayaan korporasi tersebut terutama didorong oleh peningkatan kebutuhan pada sektor Konstruksi. Penyaluran kredit baru oleh perbankan pada November 2023 juga terindikasi tumbuh positif dengan SBT sebesar 70,4%. Faktor utama yang mempengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain. (Investor)
Best Regards,

Leave a Reply