Kilas Pasar
Indeks saham global tercatat melemah pada perdagangan Jumat (30/7). Dari Amerika Serikat, indeks Dow Jones tercatat melemah 0.42% bersamaan dengan S&P 500 dan NASDAQ yang masing-masing melemah sebesar 0.54% dan 0.71%.
Sementara itu, indeks acuan Eropa tercatat juga melemah dengan Euro Stoxx tercatat mengalami penurunan sebesar 0.45% sedangkan FTSE terdepresiasi sebesar 0.65%. Sementara dari dalam negeri, IHSG juga ditutup melemah sebesar 0.83% pada perdagangan Jumat (30/7) kemarin.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tercatat berada pada level Rp 14.462. Dari sektor komoditas, harga minyak pagi ini tercatat melemah dengan WTI dan Brent mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.57% dan 0,32% menjadi US$ 73,53 dan 74,90. Meski demikian, keduanya masih berada pada level yang tinggi setelah sempat turun pada pertengahan bulan Juli.
Dari benua Asia, indeks acuan pada pagi hari ini tercatat terapresiasi dengan indeks NIKKEI dibuka menguat sebesar 0.93% begitupun KOSPI juga mengalami peningkatan sebesar 0.50%. Sementara itu, indeks futures Amerika Serikat pada pagi hari ini tercatat mengalami peningkatan dengan Dow Jones menguat 0.39% begitupun S&P dan NASDAQ masing-masing menguat sebesar 0.42% dan 0.33%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Dari perkembangan Covid-19 global, Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari mengatakan penyebaran varian delta Covid-19 dapat membuat beberapa orang Amerika tidak mencari pekerjaan, berpotensi merugikan pemulihan AS, sementara Florida menjadi pusat persebaran virus yang baru di negara itu. Sementara itu, Thailand akan memperluas langkah-langkah kuasi-lockdown ke daerah-daerah yang paling parah dilanda pandemi bagi sekitar 40% populasi. Di Australia, kepala bank sentral Philip Lowe menghadapi prospek meragukan terkait prospek yang diumumkan sebulan yang lalu, karena kebangkitan virus corona terus mengacaukan harapan para pembuat kebijakan. Sementara itu terdapat prediksi yang mengatakan akan adanya gelombang baru di India. (Bloomberg)
Aktivitas pabrik-pabrik di Tiongkok dilaporkan meningkat pada Juli, namun lajunya masih sangat lambat dalam 17 bulan. Penyebabnya adalah biaya bahan baku yang lebih tinggi, pemeliharaan peralatan, dan cuaca ekstrem yang membebani aktivitas bisnis, sehingga memperparah kekhawatiran tentang perlambatan yang dialami negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Data dari Biro Statistik Nasional (NBS) yang dirilis pada Sabtu (31/7) menunjukkan, penurunan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur resmi dari 50,9 pada Juni menjadi 50,4 pada Juli. Meski begitu levelnya masih berada di atas 50 poin, yang dianggap sebagai ambang batas antara pertumbuhan dari kontraksi. (Investor Daily)
World Bank kembali menyarankan Indonesia untuk menurunkan ambang batas atau threshold pengusaha kena pajak (PKP) dari yang berlaku sekarang yakni omzet Rp 4,8 miliar, menjadi Rp 600 juta per tahun. Kebijakan ini bisa menambah basis pembayar pajak terutama dari aktivitas ekonomi digital yang semakin menggeliat di tengah pandemic Covid-19. (Kontan)
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.
Best Regards,
SAM Investment
SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—2-Agustus-2021.pdf