Kilas Pasar
Dow menguat 453,40 poin atau 1,39% menjadi 33.072,88. Sementara S&P 500 menguat 1,66% menjadi 3.974,54. Begitupun Nasdaq Composite yang juga menguat sebesar 1,24% menjadi 13.138,72. Dari Eropa, FTSE menguat 65,76 poin atau 0,99% menjadi 6.740,59 kemudian Stoxx600 juga mengalami kenaikan 0,91% atau 3,85 poin menjadi 426,93. Sementara dari Asia, Nikkei 225 dan Kospi menguat masing-masing 1,56% dan 1,09% pada perdagangan Jumat (26/3).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level RP 14.417. Komoditas utama dunia, yaitu minyak WTI dibuka menguat 0,26% sementara Brent menguat 0,50%. Hari ini Nikkei 225 dibuka menguat 0,82%, sedangkan Kospi melemah 0,28%. Indeks futures di Amerika Serikat, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq kompak melemah masing-masing 0,31%, 0,46%, dan 0,58%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Tim penyelamat yang berjuang untuk membebaskan kapal Ever Given sedang memindahkan bagian dari tepi Terusan Suez, karena misi penyelamatan memasuki fase kritis. Gelombang tinggi selama beberapa hari ke depan mungkin menawarkan kesempatan terbaik untuk mengapungkan kapal besar itu. Pengerukan dan penggalian berlanjut dengan 27.000 meter kubik pasir telah dipindahkan, dan kapal tunda lainnya sedang dalam perjalanan. Terkait ekonomi global, kejadian ini berdampak sebesar US$ 10 miliar setiap harinya dalam bentuk komoditas, bahan dasar industri, dan produk konsumen seiring ebih dari 450 kapal sedang menunggu kanal dibuka kembali. Beberapa kapal telah memilih perjalanan yang panjang dan mahal melewati ujung selatan Afrika, dan perusahaan mulai menandai risiko penundaan. (Bloomberg)
Situasi kemanusiaan di Myanmar semakin memburuk. Puluhan pengunjuk rasa tewas dalam bentrokan dengan militer dan polisi pada akhir pekan, memicu kecaman dari pemerintah di seluruh dunia. Sedikitnya 114 orang tewas pada Sabtu dan sembilan pada hari Minggu, termasuk warga sipil yang tidak melakukan protes. Negara-negara mulai dari Amerika Utara, Eropa hingga Asia Pasifik bersama-sama mengutuk penggunaan kekuatan mematikan terhadap orang-orang tak bersenjata oleh militer dan dinas keamanan terkait. (Bloomberg)
Bank Indonesia (BI) menyatakan tidak khawatir terhadap potensi terjadinya taper tantrum, seiring adanya asumsi pasar terkait pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan berlangsung lebih cepat sehingga berimplikasi pada kebijakan The Fed, yang kemudian memicu gejolak pasar keuangan. Menurut BI taper tantrum tidak akan terulang tahun ini, lantaran kondisi pasar keuangan Indonesia dan instrumen moneter sudah semakin kuat untuk menangkal terjadinya krisis global, dibandingkan saat terjadi taper tantrum pada 2013. (Investor Daily)
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.
Best Regards,