Kilas Pasar
Pasar saham AS bergerak naik pada Jumat (8/1). Dow naik 56,84 poin atau 0,18% menjadi 31.097,97. S&P 500 naik 20.89 poin atau 0,55% menjadi 3.824,68. Kemudian, Nasdaq Composite juga naik 134,49 poin atau 1,03% menjadi 13.201,97.
Sementara itu, pasar Eropa kompak naik. FTSE mencatat kenaikan 16,3 poin atau 0,24% menjadi 6.873,26 dan Stoxx600 naik 2,68 poin atau 0,66% menjadi 411,7.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level RP 14.020,0, melemah. Selain itu, komoditas utama dunia, yaitu minyak WTI dan Brent pagi ini melemah 0,72% dan 0,53%. Pagi ini Kospi dibuka naik 1,15% sedangkan Nikkei 225 libur. Indeks futures di Amerika Serikat, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq turun masing-masing sebesar 0,28%, 0,24%, dan 0,30%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Setelah dilarang dari media sosial dan ditinggalkan oleh beberapa staf setelah memicu kerusuhan di Capitol AS, Presiden Donald Trump dan beberapa penasihat yang semakin berkurang merencanakan minggu terakhir untuk melawan. Trump yakin Wakil Presiden Mike Pence dan anggota kabinetnya tidak akan mengeluarkannya di bawah Amandemen ke-25. Presiden dan beberapa sekutunya juga percaya Demokrat melampaui batas dengan mencoba sekali lagi memakzulkannya, dan berpikir bahwa hukuman Senat tidak mungkin terjadi.
Dilansir dari Bloomberg, jatuhnya pesawat Sriwijaya Air Penerbangan 182 pada Sabtu sore adalah bukti lain buruknya keselamatan penerbangan Indonesia. Indonesia tercatat pernah mengalami beberapa insiden yang terkait dengan masalah keselamatan di masa lalu, termasuk perawatan yang buruk, pelatihan dan komunikasi pilot, atau kegagalan mekanis dan masalah kontrol lalu lintas udara. Indonesia dianggap sebagai negara terburuk di Asia terkait masalah penerbangan, dengan 104 kecelakaan tercatat dengan 2.353 kematian.
Inflasi di India kemungkinan melambat, membuka pintu bagi bank sentral untuk melanjutkan pelonggaran moneter dan membantunya menahan seruan untuk perombakan kerangka kebijakannya. Angka CPI yang akan dirilis Selasa (12/1) diharapkan menunjukkan kenaikan 5%. Harga naik lebih dari 6% pada 11 bulan sebelumnya, menghambat kemampuan bank sentral dalam merespon penurunan ekonomi yang dipicu pandemi, dengan tekanan sebagian besar didorong oleh faktor-faktor di luar kendali bank sentral: makanan yang lebih mahal, rantai pasokan rusak karena penguncian yang ketat , dan pungutan yang besar pada harga eceran bahan bakar yang sudah naik.
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi SAM untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.
Best Regards,
SAM Investment
SAM-Ulasan-Ekonomi-dan-Pasar-Harian—11-Januari-2021.pdf