SAM Ulasan Ekonomi Harian Kamis 15 November 2018

Sebagian besar indeks futures bursa Asia tercatat hijau, indikasi ada kenaikan indeks di bursa Asia hari ini tetapi ada kemungkinan terkoreksi terbawa sentimen negatif dari turunnya indeks di bursa global semalam dan harga minyak mentah pagi ini. Mata uang Asia yen, HK dolar dan Sin dolar kompak dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini  tetapi kemungkinan rupiah akan melemah ke kisaran Rp.14.750 s.d Rp.14.800 per USD  (kurs tengah Bloomberg) karena kemungkinan neraca perdagangan kembali defisit.

 

Kami perkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuannya 7DRR pada pertemuan RDG 14-15 November ini di 5,75%. Kemungkinan BI akan naikkan satu (1) kali lagi pada RDG 19-20 Desember mendatang merespon potensi kenaikan suku bunga the Fed pada FOMC 18-19 Desember. Pada bulan November ini the Fed tidak adakan FOMC yang mestinya cukup membantu sentimen stabilnya rupiah.

 

Inflasi AS tercatat 2,5% yoy untuk bulan Oktober, naik dari 2,3% yoy pada September. Kenaikan ini terutama karena naiknya harga bahan bakar minyak (enery), sementara inflasi inti naik relatif moderat. . Kenaikan inflasi ini belum menjadi indikasi ekonomi AS menuju ‘overheating’, namun bisa menjadi indikasi semakin besarnya kemungkinan the Fed naikkan suku  bunganya pada FOMC 18-19 Desember mendatang.

 

 

 

Salam,

Lana Soelistianingsih

Kepala Riset/Ekonom

Samuel Aset Manajemen

Telp: 62 21 28548828

 

Ulasan-Ekonomi-Harian-Kamis-15-November-2018.pdf