Ada indikasi indeks di bursa Asia akan naik hari ini terindikasi dari indeks futuresnya yang sebagian besar hjau ditambah dengan haga minyak mentah yang dibuka naik pagi ini, bahkan untuk harga jenis WTI kembali menembus harga US$70 pbrl. Mata uang Asia kompak dibuka melemah terhadap USDolar pagi ini yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah menuju kisaran sempit antara Rp.14.880 s.d Rp.14.890 per USD (kurs tengah Bloomberg) dengan penjagaan BI.
Hasil survei penjualan eceran (SPE) riil BI mencatat perbaikan penjualan di sektor ritel baik secara bulanan maupun secara tahunan. Walaupun secara bulaan masih turun (minus) terhadap bulan Juni, tetapi penurunan ini biasa terjadi pasca faktor musiman. Hampir semua kategori barang tercatat turun kecuali bahan bakar yang naik. Membaiknya indeks penjualan ritel ini memberikan ekspektasi konsumsi rumah tangga yang akan tumbuh baik mendukung pertumbuhan ekonomi Q3-2018.
Stok minyak mentah AS turun dalam lima minggu berturut-turut, membuat harga minyak mentah naik cukup signifikan kemarin, sehingga untuk harga jenis WTI menembus level US$70 pbrl. Kenaikan harga minyak mentah ini membuat inflasi di AS naik. Pada Agustus inflasi umum tercatat 2,7% yoy, dan inflasi inti 2,2% yoy.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
PT SAMUEL ASET MANAJEMEN
Menara Imperium Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta Selatan 12980 Indonesia
t. +62-21-2854 8828 | f. +62-21-8317474 |www.sam.co.id
Ulasan-Ekonomi-Harian-Kamis-20-September-2018.pdf