Sebagian besar indeks futures di bursa Asia tercatat ‘merah’, indikasi potensi koreksi di bursa Asia hari ini ditambah sentimen harga minyak mentah dibuka turun pagi ini. Mata uang kuat Asia kompak melemah terhadap USDolar yang bisa membuat sentimen pelemahan rupiah tetapi kemungkinan BI akan menjaga dengan ketat rupiah yang sudah menembus level Rp.14.700 per USD sehingga tidak tembus level psikologis baru diatas Rp.14.800 per USD. Kemungkinan rupiah di kisaran antara Rp.14.670 s.d Rp.14.680 per USD.
BI mencatat pertumbuhan uang beredar (M2) pada bulan Juli tercatat sebesar 11% yoy, naik dibandingkan Juni 10,5% yoy. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit. Kredit modal kerja tumbuh 11,5% yoy dan kredit konsumsi naik 11,3% yoy. Perbaikan pertumbuhan kredit ini mestinya bisa menjadi optimisme geliat kegiatan usaha pasca faktor musiman Puasa-Lebaran, tetapi dikawatirkan pertumbuhan ini akan melambat dengan naiknya suku bunga acuan BI yang biasanya diikuti dengan naiknya suku bunga kredit.
BI perkirakan akan tercatat deflasi sebesar 0,02% mom untuk bulan Agustus. BPS akan umumkan angka inflasi bulan Agustus hari ini. Perkiraan BI ini berbeda dengan konsensus analis yang perkirakan inflasi karena efek melemahnya rupiah dan pengeluaran pendidikan.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
Ulasan-Ekonomi-Harian-Senin-3-September-2018.pdf