Sebagian besar indeks futures bursa Asia tercatat ‘merah’ indikasi potensi koreksi berlanjut pada hari ini ditambah sentimen negatif dari bursa global semalam, dan harga minyak mentah yang dibuka turun pagi ini. Pasar kembali bereaksi negatif dengan rencana penetapan tarif impor AS kepada China fase kedua. Kemungkinan rupiah berlanjut melemah hari ini dengan sentimen melemahnya tiga mata uang Asia pagi ini menuju kisaran Rp.14.390 s.d Rp.14.420 per USD walaupun dalam penjagaan BI.
Indeks penjualan eceran (IPE) untuk bulan Mei menunjukkan kenaikan dan menjadi pembalikan perbaikan arah penjualan ritel dibandingkan tahun lalu. Kenaikan ini juga dikonfirmasi oleh meningkatnya penjualan oleh emiten ritel seperti Ramayana dan ACE Hardware. Kendati IPE untuk bulan Juni ada perlambatan, tetapi kemungkinan IPE ini bisa mrnjadi indikasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Q2-2018 yang bisa tumbuh diatas 5%.
Stock minyak mentah AS pada minggu pertama Juli tercatat turun tajam 12,6 juta barel. Penurunan ini biasa terjadi pada musim panas karena naiknya permintaan bahan bakar untuk kebutuhan liburan. Sejak Mei lalu pada sebagian besar minggu, stock minyak AS terlihat turun. Namun harga minyak mentah justru turun karena ekspektasi naiknya suplai minyak dari Arab Saudi.
Salam,
Lana Soelistianingsih
Kepala Riset/Ekonom
Samuel Aset Manajemen
Telp: 62 21 28548828
PT SAMUEL ASET MANAJEMEN
Menara Imperium Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta Selatan 12980 Indonesia
t. +62-21-2854 8828 | f. +62-21-8317474 |www.sam.co.id
Ulasan-Ekonomi-Harian-Kamis-12-Juli-2018.pdf