Kilas Pasar
Indeks saham di Amerika Serikat melemah pada hari Rabu (2/11). Dow, S&P 500, dan Nasdaq terdepresiasi masing-masing sebesar -1.55%, -2.50% dan -3.36%. Dari Eropa, indeks FTSE 100 melemah sebesar -0.58%, STOXX600 terdepresiasi sebesar -0.29%.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperdagangkan pada level Rp. 15.667. Dari komoditas, perdagangan minyak Brent dan WTI melemah masing-masing sebesar -0.47% dan -0.71% diperdagangkan pada level US$ 95.71 dan US$ 89.36 per barel.
Indeks acuan Asia, KOSPI Korea Selatan melemah sebesar -0.69%, diikuti oleh NIKKEI Jepang yang terdepresiasi sebesar -0.06%. Perdagangan indeks futures Amerika Serikat menguat pada pagi hari ini dengan Dow Jones, S&P dan Nasdaq terapresiasi sebesar 0.11%, 0.13% dan 0.20%.
Isu Ekonomi dan Pasar
Aktivitas manufaktur Indonesia masih ekspansif pada Oktober 2022. Namun tingkat ekspansinya tidak secepat bulan sebelumnya. S&P Global mencatat, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur atau indeks manufaktur Indonesia pada Oktober 2022 berada di level 51,8 atau turun dibandingkan September 2022 yang sebesar 53,7. Meski menurun, PMI Manufaktur Indonesia masih berada di level 50,0 atau konsisten dengan 14 bulan berturut-turut perbaikan kesehatan sektor manufaktir Indonesia. Namun tingkat ekspansi turun ke posisi terendah dalam dua bulan. Dalam laporan tersebut disebutkan, pertumbuhan berkelanjutan di keseluruhan permintaan pada sektor manufaktur Indonesia mendorong kenaikan produksi manufaktur pada bulan Oktober. Tingkat pertumbuhan baik pada permintaan baru dan output menurun dari bulan sebelumnya, meski masih solid. (Kontan)
Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin hari ini. Dilansir Bloomberg pada Kamis (3/11/2022), rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung 1-2 November 2022 waktu AS memutuskan kenaikan kisaran suku bunga acuan Fed Fund Rate 75 basis poin menjadi 3,75 ? 4 persen. Dengan keputusan ini, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan 75 basis pada pertemuan keempat berturut-turut. Ini juga merupakan level suku bunga tertinggi sejak tahun 2008. (Bisnis)
Pemerintah optimistis inflasi sepanjang tahun 2022 dapat terjaga di bawah 6 %. Hal ini seiring dengan tren laju inflasi yang semakin terkendali jelang akhir tahun. Pada Oktober 2022, laju inflasi tercatat sebesar 5,71% secara tahunan (year on year/yoy), lebih terkendali dari tingkat inflasi di September 2022 yang sebesar 5,95% (yoy). “Mudah-mudahan kita bisa tahan di bawah 6% secara tahunan. Di Desember kan ada Natal dan tahun baru, tapi kami usahakan terus untuk kembali ke level normal,” ungkap Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara saat ditemui di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (1/11/2022). (Investor)
Best Regards,